Selasa, 21 Oktober 2014

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menunjang proses mengajar

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini demikian pesat. Hampir menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Berkomunikasi saat ini tidak hanya dengan menggunakan suara saja namun juga sudah menggunakan video ada yang disebut video call sampai dengan tele-conference. Lewat internet semua informasi terbaru pasti dapat Dengan mudah didapat baik informasi yang sifatnya positif maupun yang negatif.
Saat ini tik sudah menjadi sebuah kebutuhan wajib bagi semua orang. Tak terkecuali sekolah dalam hal ini dunia pendidikan. Banyak sekolah saat ini sudah tersedia wifi baik yang murah maupun yang mahal. Namun banyak sekolah juga yang sama sekali belum tersentuh oleh kemajuan TIK. Mungkin hal ini terjadi karena kurangnya infrastruktur juga kondisi sekolah secara geografis belum dapat terjangkau internet.
Untuk sekolah yang sudah tersedia jaringan wifi dan internet gratis terkadang juga terkendala pada besarnya kuota yang mampu dibayar tiap bulannya. Ada sekolah yang fair dengan membuka semua akses internet yang ada namun ada juga sekolah yang lebih memanjakan gurunya supaya bisa ber internet ria. Hal ini tentu kembali kepada kebijakan sekolah masing-masing.
Bagi sekolah yang sudah siap tentunya harus mampu memanfaatkan TIK supaya dapat menunjang proses mengajar. Belum semua guru mampu mengoperasikan laptop dalam proses mengajar sehari-hari. Hal ini terjadi karena tidak semua guru mau atau belajar mengenai software yang berguna dalam proses mengajar. Tetapi kalau guru diminta untuk ber socmedia pasti semua guru bisa. Ini merupakan efek negatif dari TIK. Biasanya software yang dipakai untuk proses mengajar ini adalah powerpoint. Terkadang sudah mengikuti pelatihan pun belum tentu nanti dalam praktek nya guru mampu membuat suatu presentasi yang berkaitan dengan mapel yang diampunya.
Kendala lain yang terjadi disekolah adalah tersedianya infocus plus layar untuk menampilkan presentasinya. Terkadang ada infocusnya layar nya tidak ada. Atau karena pemakaian yang berlebihan infocusnya rusak. Disini diperlukan sponsor yang mau memberikan donasinya ke sekolah-sekolah agar bila terjadi hal-hal seperti ini bisa cepat tertangani karena bila tidak maka siswa dirugikan guru juga dirugikan. Biasanya bila infocus rusak pindah ke ruang lain yang ada infocusnya. Dengan catatan ruangan tersebut tidak ada yang menggunakan. Itu kalau yang rusak 1 infocus bila lebih dari 1 terbayangkan yang pasti terjadi.
Kembali ke powerpoint. Ada guru yang sudah mahir membuat presentasi sehingga materi yang diajarkan dapat tercapai. Namun ada juga guru yang lebih menghias presentasinya sehingga yang ditangkap siswa bukan materinya tapi embel-embel hiasan yang menyertai setiap slide powerpointnya. Bila ini terjadi tentu yang ditanyakan anak bukan materi yang sedang dibahas tetapi pak video nya mana? Pak lagunya mana? Atau bu setel youtube aja. Disamping kendala diatas ada juga faktor lain yang mempengaruhi yaitu apabila daerah sekitar Sekolah tersebut sering mengalami pemadaman listrik. Bila ini sering terjadi maka dapat mengakibatkan rusaknya laptop apalagi yang kondisi baterainya sudah dol sehingga membutuhkan sambungan listrik secara terus menerus.
Bila semua hal diatas tadi berjalan dengan baik bukan tidak mungkin sekolah tersebut mampu mencapai target yang diidam-idamkan semua sekolah mencapai nilai nem yang baik, seluruh siswa naik kelas. Ini sebuah harapan berkat kemajuan teknologi. Tapi ada juga sekolah yang lebih ketat belum tentu semua siswa naik kelas, belum tentu semua siswa lulus un. Semua kembali kepada pihak-pihak yang memutuskan, pembuat kebijakan mau sekolah nya maju, mau sekolah nya mampu bersaing, atau ada juga yang penting dapat murid.
Nilai tambah sekolah juga didapat dari tersedianya laboratorium komputer. Namun seiring jamannya tiap ganti menteri ganti kebijakan maka saat ini sekolah-sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013 pastilah hanya kelas 9 yang menggunakannya sementara kelas 7 dan 8 hanya mengharap kapan ya kelas saya ke laboratorium komputer? Apalagi kelas 7 yang di sd nya dulu ada pelajaran tik tentu kepengen juga masuk laboratorium komputer. Hal ini kembali berpulang kepada kebijakan menteri yang baru nanti apakah akan kembali mengadakan mapel tik?
Disisi lain bagi guru yang mengajar tik/kkpi berdampak pada psikologis nya. Apalagi bila mereka itu adalah guru swasta. Dengan gampang dengan alasan yang masuk akal yaitu mengikuti kurikulum 2013 maka ada pengurangan guru tik. Dengan kata lain mengorbankan para guru yunior. Itupun bila sekolah tersebut punya dua guru. Sementara ada kecenderungan guru yang senior juga enggan memikirkan nasib yuniornya.

Jadi kesimpulannya adalah merevisi kebijakan dengan harapan menyelamatkan nasib guru tik/kkpi atau melaksanakan kebijakan dengan membuat rakyat menjadi penggangguran. Semoga saja dengan dilantiknya presiden baru kita nasib guru tik / kkpi menjadi lebih baik lagi.            

https://scratch.mit.edu/projects/827549267