Kamis, 13 Juni 2013

Korps Polri Larang Polwan Mengenakan Jilbab

Jakarta - Jilbab kembali menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan beberapa hari belakangan ini. Busana yang fungsinya sebagai penutup aurat bagi wanita muslimah ini kembali menjadi polemik. Kali ini di kepolisian.

Tugas kepolisian tidak menjadi monopoli kaum pria saja, wanita pun juga bisa ambil bagian dengan menjadi polwan. Mungkin kita jarang memperhatikan jika tidak pernah menemukan aksi polwan berjilbab di lapangan, karena rupanya polwan dilarang berjilbab.

"Aturan di kepolisian tidak boleh," kata Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, beberapa waktu lalu.

Aturan tersebut, ujar Nanan, diserukan sesuai kesepakatan bersama internal kepolisian, tidak tertulis. Aturan dirancang dengan alasan agar pelayanan Polri terhadap masyarakat tidak memihak atau imparsial.

"Jangan sampai pelayanan kepolisian terkendala, sehingga tidak imparsial," ujarnya. Seperti diketahui, jilbab merupakan penanda bagi wanita muslim.

Meski marka tersebut tidak tertulis dan hanya tersirat, namun Polri tegas menuntut anggotanya, khususnya kaum Hawa, menjalankan aturan itu.

"Tidak boleh melanggar aturan pakaian," kata Nanan.

Banjir Rob Juga Genangi Rumah Penduduk di Pademangan Barat

Jakarta - Banjir rob tak hanya menggenangi jalan di depan WTC Mangga Dua, Jl Gunung Sahari, Jakarta Utara. Kawasan perumahan penduduk yang terletak di sekitar kawasan tersebut juga tergenang akibat banjir rob ini. 

"Perumahan penduduk juga kena banjir, tapi penduduk belum ada yang mengungsi," kata Ammar, warga Pademangan, kepada detikcom, Jumat (14/6/2013). 

Ammar mengatakan, banjir di kawasan ini sebenarnya sudah terjadi sejak 6 hari lalu. Namun makin bertambah parah hari ini. Banjir setinggi betis ini tak membuat aktivitas warga terhenti. Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Banjir tersebut disebabkan rusaknya mesin pompa di pintu air yang terletak di Jl RE Martadinata, Ancol Timur, Jakarta Utara. 

"Banjirnya melanda Pademangan Barat, sampai saat ini belum ada posko kesehatan di lokasi banjir," katanya. 

Ammar berharap Pemprov DKI segera memasang pompa air portabel agar banjir rob tidak semakin tinggi. "Kita berharap segera diatasi sehingga tak semakin parah," katanya.

Imbas Banjir Rob Ancol, Macet 5 Km di Jalan RE Martadinata

Jakarta - Banjir rob dari Ancol selain mengimbas ke Mangga Dua, juga menyebabkan kemacetan di sepanjang Jalan RE Martadinata yang menghubungkan Pluit-Ancol-Priok. Kemacetan itu sangat panjang, 5 kilometer!

detikcom yang menaiki bus Koridor XI jurusan Tanjung Priok-Pluit menyaksikan bahwa jalur sangat macet di sepanjang Jalan RE Martadinata, Jumat (14/6/2013) pukul 10.45 WIB.

Macet yang mengarah ke Pluit mengular 5 km dari pertigaan Gunung Sahari sampai ke persimpangan ke arah Kota dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Pertigaan dari Ancol ke Gunung Sahari sudah ditutup total oleh polisi karena banjir rob tingginya menenggelamkan roda sepeda motor. Banyak motor yang terjebak hingga akhirnya mogok. Sungai di depan Mangga Dua sudah sangat meluap.

Polisi menyebut, banjir itu selain dari luapan air laut (rob) juga karena rusaknya pompa penyedot.

Rabu, 12 Juni 2013

Yamaha Force Disiapkan untuk Antisipasi Kenaikan Harga BBM

Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dikabarkan akan mengalami kenaikan. Yamaha meluncurkan Force sebagai antisipasi kenaikan harga BBM.

Menurut President Director Yamaha Indonesia Yochiro Kojima, Force disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) karena motor ini sangat hemat bahan bakar.

"Force ini merupakan motor bebek dengan harga terjangkau dan irit bahan bakar jadi sangat cocok untuk masyarakat di Indonesia," kata Kojima kepada wartawan di sela peluncuran Force di Ancol, Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Yamaha Force ini dibanderol Rp 13,3 juta on the road Jakarta dan sekitarnya. Dengan harga yang terjangkau masyarakat akan mendapatkan motor yang maksimal dan yang paling penting irit bahan bakar.

"Torsinya meningkat 22 persen tapi meski demikian Force tetap menawarkan efisiensi bahan bakar yang optimal," katanya lagi.

Sementara itu, Service Departement Yamaha Indonesia, Bayu mengatakan fitur irit yang ada di Force ini yakni menggunakan teknologi fuel injeksi dan low Friction Technologi yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar serta tenaga yang maksimum.

"Penggunaan mesin tipe terbaru, piston dan silinder serta desain transmisi yang di desain ulang. Ini juga yang mempengaruhi efisiensi bahan bakar. Tarikannya lebih handal dan smooth," timpal Bayu.

Yamaha Luncurkan 5 Motor Edisi MotoGP

Jakarta - Pecinta balap motor MotoGP di Indonesia sangat banyak, karena itu tepat dengan peluncuran motor injeksi Force, Yamaha Indonesia meluncurkan 5 motor edisi MotoGP.

Kelima motor tersebut diantaranya, Jupiter Z1, Jupiter MX, New V-Ixion, Xeon RC dan Mio GT. Semuanya menggunakan striping Special Edition MotoGP Yamaha Factory Racing.

"Tahun ini 2 orang superstar juara dunia MotoGP 2012 bergabung kembali ke Yamaha, Rossi banyak fans, Lorenzo dengan semangatnya, oleh karena itu kami meluncurkan motor special edition dari MotoGP," kata Vice President Yamaha Indonesia, Dyonisius Beti di sela acara peluncuran Yamaha Special Edition di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2013).

Lanjut Dyon, semua motor ini akan diproduksi tidak banyak, tapi akan diproduksi masal, untuk Jupiter Z1 diproduksi sebanyak 1.000 unit, MX 1.800 unit, New Vixion. 3.200 unit, Mio GT 2.500 unit, dan Xeon 7.000 perbulan.

"Desain ini khusus produk pabrikan untuk konsumen Indonesia, kita akan produksi itu setiap bulannya sampai akhir tahun ini," bebernya.

Selasa, 04 Juni 2013

Guru TIK Terancam Menganggur

SEMARANG, suaramerdeka.com - Guru mata pelajaran (mapel) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di jenjang SMA/MA dan SMP/MTs terancam menganggur jika Kurikulum 2013 jadi diterapkan. Sebab, mapel tersebut akan dihapuskan pada Kurikulum 2013 mendatang. Ancaman penghapusan mapel TIK itu membuat resah para guru TIK dan kemudian mendatangi kantor PGRI Jawa Tengah, Kamis (2/5).
Mereka mengeluhkan permasalahan tersebut agar PGRI Jateng dapat melanjutkannya ke Pengurus Besar PGRI Pusat dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketua Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) TIK Jateng, Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya meminta agar di Kurikulum 2013 mendatang tetap ada mapel TIK.
''Kami tidak hendak mengkritisi kebijakan yang telah dibuat Mendikbud mengenai Kurikulum 2013. Akan tetapi, kami hanya menginginkan supaya mapel TIK tetap ada setiap minggunya untuk diajarkan kepada siswa,'' ungkapnya yang datang dengan puluhan guru dan perwakilan MGMP TIK SMP/MTs serta SMA/MA dari kabupaten/kota se-Jateng.
Selama ini jam pelajaran TIK yaitu dua jam per minggu, sedangkan jumlah guru TIK di setiap satuan pendidikan berjumlah satu hingga dua orang. ''Jika sampai mapel TIK dihapus maka tentu saja kami menganggur. Padahal, jumlah guru TIK se-Jateng ada sekitar 1.000 orang dan sebagian juga telah bersertifikat profesi,'' tutur Guru TIK di SMP Negeri 2 Beringin Kabupaten Semarang itu.
Pada berbagai kesempatan, lanjut dia, Mendikbud kerap berujar bahwa TIK akan diintegrasikan ke mapel lain dan guru TIK sendiri dapat mengajar di mapel apa saja. Namun, pihaknya menilai kebijakan itu jelas tidak mungkin karena bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Adapun pada pasal 29 tercantum bahwa pendidik harus memiliki latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mapel yang diajarkan.  ''Maka itu kami tetap ingin agar mapel TIK tetap ada, sebab yang kami takutkan jika dihapus akan memicu konflik horisontal antar guru apabila guru TIK harus mengajar mapel lain,'' tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah Dr Muhdi menyampaikan, pihaknya akan melanjutkan aspirasi guru TIK tersebut ke tingkat Pengurus PGRI Pusat untuk disampaikan ke Mendikbud.

Minggu, 02 Juni 2013

Kenapa Pelajaran TIK Dihapuskan dalam Kurikulum 2013? Ini Jawabannya!

Beberapa alasan yang terungkap mengapa TIK/KKPI hilang dari Kurikulum 2013 ketika dialog dengan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (WAMEN) bidang Pendidikan dan Perwakilan PUSKUR (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) diantaranya :
  1. “Anak TK dan SD saja sudah bisa internetan…”
  2. TIK / KKPI bisa integratif (terintegrasi) dengan mata pelajaran lain
  3. Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK/KKPI sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan
  4. Jika TIK/KKPI masuk struktur kurikulum nasional maka pemerintah berkewajiban menyediakan Laboratorium Komputer untuk seluruh sekolah di Indonesia, dan pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya
  5. Banyak sekolah yang belum teraliri LISTRIK, jadi TIK/KKPI tidak akan bisa diajarkan juga disekolah
Secara normatif alasan-alasan tersebut bisa saja diterima, namun tahukah anda dialog yang terjadi diluar forum resmi tersebut, semua alasan tersebut dapat terbantahkan oleh teman-teman dalam dialog “liar” yang diadakan setelah selesai kegiatan tersebut.
Jika alasannya karena “Anak TK / SD sudah bisa main game dikomputer dan berinternet ria”, maka jika ada yang berpendapat Anak TK/SD pun sudah bisa berbahasa Indonesia karena mereka adalah orang Indonesia, jadi tidak perlu lagi ada Pelajaran Bahasa Indonesia di TK/SD atau tidak perlu lagi ada pelajaran Olahraga karena cukup kasih bola atau buatkan selorotan maka anak sudah berolah raga.
Darimana anak TK/SD bisa main game dan berinternetan ? Bagaimana cara memanfaatkan TIK dengan baik dan benar ? Bagaimana etika penggunaan TIK dst… sulit bahkan tidak bisa didapatkan mereka dengan autodidak.
Pembelajaran abad 21 yang mengarah ke Literacy Informasi mempersyaratkan untuk berbasiskan ICT/TIK, TIK sebagai alat bantu guru dalam mengajar dengan TIK sebagai sebuah mata pelajaran adalah dua hal yang berbeda. Ketika TIK/KKPI bukan lagi sebagai mata pelajaran maka pekerjaan guru akan bertambah, misalnya saja ketika guru bahasa Indonesia memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan deskriptif, disamping mengajarkan teori/materinya tentang bentuk – bentuk laporan deskriptif, guru juga harus mengajarkan bagaimana cara mengetik dan membuat laporan tersebut dikomputer, Inilah yang disebut integratif. Sekarang bagaimana kalau logikanya dibalik, Guru TIK mengajarkan anak-anak cara mengetik di Pengolah Kata (Word misalnya) dan sebagai bahannya bisa berupa laporan deskriptif yang dicari siswa di internet. Singkat kata pelajaran bahasa Indonesia secara keilmuwan juga tidak diperlukan lagi.
Jika TIK/KKPI dianggap akan memberatkan pemerintah karena implikasinya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarananya maka terkesan pemerintah ingin lepas dari tanggungjawab karena kemanakah anggaran pendidikan yang 20% itu. Padahal jiga logikanya dibalik, karena adanya matapelajaran TIK beberapa tahun terakhir sebagai stimulus bahkan membawa revolusi didalam dunia pendidikan dan pembelajaran, maka TIK akan tetap dipertahankan dan pemerintah akan menganggarkannya, terlebih TIK menjadi persyaratan pergaulan di abad 21 ini, sehinga untuk mengejar ketertinggalan TIK akan dikedepankan tidak hanya sebagai media pembelajaran tetapi sebagai mata pelajaran seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19.
Dengan adanya TIK sebagai mata pelajaran maka pemerintah secara tidak langsung akan dipaksa untuk membangun infrastruktur listrik dan mengalirkannya hingga pedesaan. Dengan demikian Indonesia akan maju semakin pesat.
Tahukah anda alasan sesungguhnya dibalik RAIBnya TIK dari Kurikulum 2013? Kami mencoba menelusuri Draft Kurikulum 2013 versi terkini (Maret 2013), salah satunya adalah terdapat mata pelajaran prakarya dan lintas peminatan. Ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. Satu-satunya mata pelajaran yang tingkat resistensinya paling rendah jika harus dihilangkan atau dihapuskan adalah “TIK/KKPI”, Mengapa ?
TIK/KKPI adalah mata pelajaran paling muda dalam struktur kurikulum 2006 (KTSP), sehingga jika “dibunuh” dampaknya tidak akan terlalu besar (kalau yang dihilangkan sejarah/olahraga/lainnya tentu tidak akan berani) mengingat jumlah guru TIK/KKPI murni hanya berkisar 15%, sedangkan 85% sisanya akan dikembalikan ke mata pelajaran induk. Namun terfikirkankah mengapa guru Fisika mengajar mata pelajaran TIK, mungkin sebagian karena tidak adanya guru TIK, namun tidak sedikit pula dikarenakan gurunya berlebih sehingga jika harus balik ke mata pelajaran induk akan menjadi masalah baru. Meskipun akan ada revisi terhadap PP 74 mengenai beban kerja guru, tapi kita tidak tau seperti apakah revisinya.
Disisi lain, hilangnya TIK/KKPI dari kurikulum 2013 tidak hanya akan “membunuh” secara perlahan mata pelajaran TIK (kelas 8,9,11,12 masih ada TIK), akan tetapi akan “membunuh” calon-calon guru TIK yang saat ini sedang dididik di berbagai LPTK(Perguruan Tinggi) yang saat ini membuka Jurusan tersebut. Calon-calon guru TIK ini belum sempat dilahirkan oleh LPTK sudah terancam akan “di aborsi” masal.
Dalam Kurikulum 2013 khususnya di SMA/SMK terdapat peminatan IPA, IPS, Bahasa. Mengapa tidak diberikan peluang ada peminatan TIK, karena tidak sedikit siswa yang ketika lulus dari SMA/SMK langsung bekerja di bidang yang memerlukan penguasaan TIK, dan tidak sedikit pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan komputer dan informatika atau sejenisnya. Mengapa pemerintah tak memikirkan akan hal ini?

https://scratch.mit.edu/projects/827549267