Toyota akhirnya memasarkan Hilux Double Cabin (DC) di Indonesia. Dari beberapa varian yang dibuat di Thailand, untuk konsumen Indonesia, Toyota memilih Hilux DC mesin turbo diesel intercooler (TDi), common rail dengan teknologi pemindah daya: 4x4 part time.
Pilihan tersebut menjadikan Hilux DC unggul dalam beberapa hal dibandingkan dengan kompetitornya yang lebih dulu masuk ke Indonesia. Utamanya adalah tenaga.
Penampilan. Dibandingkan dengan versi single cabin (SC), penampilan pick up terbaru Toyota ini tampak lebih gagah dan kekar. Penyebabnya, dimensi kendaraan ini secara keseluruhan lebih besar dibandingkan dengan SC 460 mm, kecuali bak. Khusus untuk bak, DC lebih pendek sekitar 460 mm.
Desain gril dan lampu depan Hilux DC dan SC sama. Perbedaan pada bagian depan adalah kap mesin. Untuk DC, kap mesin dilengkapi dengan air scoop atau corong dan membuatnya tampil lebih macho.
Perbedaan lainnya adalah ukuran ban, jenis dan model pelek. Meski sama-sama menggunakan ban 15, namun DC telapaknya lebih lebar, yaitu 255, sedangkan SC 205. Untuk pelek, SC menggunakan pelat, sedangkan DC dari alloy. Tambahan lain footstep aluminium yang dipasang di sisi kanan dan kiri.
Interior. Interior DC lebih mewah dan kendati desain dashboard dan setir sama saja. Khusus untuk dashboard, DC menggunakan dua warna (two tone): hitam dan gading. Sedangkan SC monoton, hitam.
Perlengkapan interior yang disertakan pada Hilux ini adalah AC, audio 2DIN CD player dengan 4 speaker. Sedangkan instrumen menggunakan model analog yang berada di dalam tiga lingkaran.
Sumber Tenaga. Karena Hilux DC direkayasa sebagai kendaraan berbagai medan atau pekerja keras, Toyota memilih mesin diesel 3,0 liter. Di negara asalnya, Hilux DC punya dua pilihan mesin diesel, yaitu 2,5 liter dan 3,0 liter.
Teknologi andalan dari mesin ini adalah common rail dan turbo intercooler dan diberi nama D4D (direct 4-stroke diesel turbo common rail) oleh Toyota.
Dibandingkan dengan kompetitornya yang sudah lebih dulu dipasarkan di Indonesia, tenaga yang dihasilkanHilux ini paling besar, yaitu 163 PS. Sedangkan torsi 35 kgm. Hebatnya, torsi diperoleh pada putaran relatif rendah dan ‘rata’ (flat), yaitu 1.400–3.400 rpm. Dengan karakteristik tersebut, mesin cocok untuk ‘off-road’ dan medan yang banyak tanjakannya. Mesin juga cenderung irit karena untuk mendapatkan traksi, tidak perlu menginjak pedal dalam-dalam (putaran tinggi).
Fitur lain yang dibanggakan Toyota dari mesin ini adalah intercooler. Alat ini digunakan untuk mendinginkan udara yang diisap oleh turbin sebelum dipasok ke dalam mesin. Dengan cara ini, kerja mesin lebih efisien karena suhunya bisa dijaga relatif rendah.
Untuk turbo, digunakan teknologi ‘variable nozzle’. Dengan ini, kemampuan kerja turbo, mulai dari putaran rendah dan tinggi sama efektifnya. Fenomena turbo ‘lag’ atau ‘lelet’ jugama pada putaran rendah. Sebaliknya, saat mesin bekerja pada putaran lebih tinggi, putaran turbo yang berlebihan juga bisa dicegah. Dengan cara ini, daya tahan turbo jadi lebih baik.
4x4 Part Time. Untuk memindahkan tenaga dari mesin ke roda, Toyota menggunakan transmisi manual 5 percepatan. Dari transmisi tenaga mesin diteruskan ke ‘transfer case’ yang bekerja dengan sistem ‘part time’. Dengan cara ini, kendaraan bisa bekerja dari sistem 4x4 (off-road) ke 4x2 (on-road) atau sebaliknya. Untuk mengoperasikan ‘transfer case’ harus dilakukan secara manual dengan posisi H2, H4, N dan L4.
Perpindahan dari 4x2 ke 4x4 dapat dilakukan sambil jalan, namun harus dibawah kecepatan 80 km/jam. Sebaliknya, dari H4 ke H2 dapat dilakukan pada setiap kecepatan. Sedangkan dari dari H4 ke L4, kendaaan harus diberhentikan dulu atau di bawah kecepatan 8 km/jam.
Suspensi. Di depan, Toyota menggunakan ‘double wishbone’ dengan per koil plus stabilir. Sedangkan untuk roda belakang, digunakan per daun. Tambahan lain adalah, setir dengan bantuan tenaga hidraulik atau ‘power steering’. Sedangkan rem, depan cakram dan belakang teromol.
Dengan kondisi seperti tersebut, wajar saja Toyota bisa menawarkan kendaraan double cab ini dengan harga yang kompetitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar